care'lah

Sabtu, 11 Desember 2010


Pemanasan Dulu Baru Olahraga
OLAHRAGA mulai menjadi sebuah tren atau gaya hidup masyarakat di Bumi Serumpun Sebalai. Hal ini terlihat dari berbagai event yang diadakan selalu diikuti oleh sebagian besar masyarakat, baik tua maupun muda. Mulai dari olahraga kesehatan sampai dengan olahraga prestasi.
yudhi
Pemanasan Dulu Baru Olahraga
Begitu juga dengan munculnya beberapa perkumpulan olahraga masyarakat seperti senam aerobik dan olahraga bersepeda. Sejauh pengamatan penulis, pelaku olahraga masih banyak yang kurang menyadari bagaimana berolahraga yang baik dan aman, terutama pada pemanasan. Pemahaman yang ada di masyarakat bahwa pemanasan itu bertujuan untuk mencegah cedera. Ini adalah pemahaman yang tidak sepenuhnya benar.

Apakah dengan pemanasan pelaku olahraga dapat terhindar dari cedera? Tentu saja tidak. Potensi cedera dalam olahraga bukan hanya dikarenakan faktor kurang/tidaknya pemanasan, tetapi juga karakter/tipe olahraga yang dilakukan memiliki andil yang tidak sedikit. Sebagai contoh, karakter cabang olahraga sepak bola yang lebih banyak terjadi kontak fisik (body contact) antar pemain, memiliki potensi cedera yang lebih besar daripada olahraga bulu tangkis yang permainannya dibatasi jaring/net. Harus diakui, apapun cabang olahraganya pasti berpotensi cedera.

Untuk meminimalisir risiko cedera maka pelaku olahraga wajib melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pelaku olahraga masih banyak yang mengabaikan tahapan berolahraga yang bermanfaat dan aman (jauh dari risiko cedera). Sebagaimana kegiatan memasak yang diawali dengan menyiapkan bahan, memasak, dan diakhiri dengan penyajian, olahraga pun harus diawali dengan pemanasan (warming-up), latihan inti, dan diakhiri dengan pendinginan (cooling-down). Ketiga tahapan olahraga tersebut sangat penting sehingga harus dilakukan oleh pelaku olahraga tanpa terkecuali.

Diantara ketiga tata cara berolahraga itu, tahap pemanasan merupakan tahap yang penting, namun sering diabaikan. Jangankan masyarakat awam, atlet pun terkadang tidak melakukannya. Beberapa sebab antara lain: ketidaktahuan pelaku, kurangnya kesadaran pelaku, dan malas melakukan pemanasan. Seringkali kita melihat pelaku olahraga datang ke lapangan, pakai sepatu, dan langsung main tanpa pemanasan lebih dulu.
Pengertian Pemanasan
Pada dasarnya setiap aktivitas olahraga terdiri dari pemanasan, kegiatan inti, dan pendinginan. Ketiga tahap ini hendaknya menjadi pedoman para pelaku olahraga ketika melakukan kegiatan olahraga. Pemanasan (warming-up) adalah aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang mendukung aktivitas inti dari olahraga yang akan dilakukan berikutnya.

Aktivitas pemanasan berisikan peregangan statis, dinamis, dan gerakan-gerakan formal olahraga yang akan dilakukan.

Mengapa harus pemanasan. Berolahraga berarti menggerakkan seluruh atau sebagian anggota tubuh. Gerak yang dilakukan dalam berolahraga berbeda dengan kegiatan sehari-hari. Bagian tubuh yang digerakkan adalah otot dan sendi. Tujuan pemanasan adalah untuk menyiapkan otot dan sendi tubuh sebelum aktivitas olahraga yang sesungguhnya, dengan cara menaikkan suhu tubuh kurang lebih satu derajat celcius. Kenaikan suhu tubuh yang diikuti dengan meningkatnya denyut jantung menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lebih cepat sehingga pasokan oksigen ke dalam otot menjadi lebih banyak. Akibatnya, pelaku olahraga akan mampu menggerakkan anggota tubuh dengan cepat, kuat, sudut gerak yang luas, dan rasa nyaman.

Sedangkan manfaat pemanasan yaitu meminimalkan risiko cedera olahraga. Secara psikologis, pemanasan bermanfaat pada kepercayaan diri dan rasa nyaman. Akibat yang sering terjadi jika tidak melakukan pemanasan yaitu otot dan sendi tubuh terasa kaku, kram otot dan rasa pegal.

Secara umum pemanasan terdiri dari tiga cara yang dilakukan oleh pelaku olahraga yaitu: peregangan statis, peregangan dinamis, dan gerakan-gerakan formal olahraga inti. Peregangan statis adalah peregangan dengan meregangkan sendi dan otot tubuh sejauh/seluas mungkin sampai hampir terasa sakit, kemudian sikap tersebut ditahan sampai dengan 20 hitungan. Gerakan ini dilakukan pada seluruh sendi tubuh.

Peregangan dinamis dilakukan dengan memutar dan memantul-mantulkan sendi dan otot tubuh, gerakan tersebut dilakukan sampai dengan 20 hitungan. Peregangan dinamis berisikan gerakan memanjangkan dan memendekkan otot dan sendi, dan memutar-mutarkan otot dan sendi tubuh.

Peregangan statis dan dinamis ini sebaiknya dikenakan pada otot dan sendi tubuh secara berurutan, dari atas ke bawah ataupun sebaliknya. Maksudnya ialah mulai dari leher, bahu, punggung, sampai ujung kaki atau sebaliknya. Perlu diketahui bahwa peregangan statis dan dinamis ini dapat juga digunakan sebagai latihan kelenturan (fleksibilipis).

Setelah keduanya dilakukan, selanjutnya pelaku melakukan gerakan-gerakan formalitas yang mirip gerakan olahraga

sesungguhnya. Gerakan ini bisa dilakukan dengan alat ataupun tanpa alat. Sebagai contoh, pelaku olahraga sepak bola melakukan sprints pendek dan mendribel bola. Kecukupan dalam melakukan pemanasan diukur dengan jumlah denyut nadi yaitu 60%-70 persen dari denyut nadi maksimal (DNM). Untuk menghitung DNM baca Bapos 1 Desember 2007.

Akhirnya penulis mengajak kepada seluruh masyarakat untuk terus berolahraga dan meningkatkan kesadaran melakukan pemanasan terlebih dahulu agar olahraga yang kita lakukan dapat bermanfaat dan aman. Wallahu ‘alam bissawab. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar